Minggu, 30 Juni 2013

Cara Komunikasi


Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa berkomunikasi antara satu individu dengan individu yang lain. Proses komunikasi adalah proses pengiriman pesan dari orang yang menyampaikan pesan kepada orang yang menerima pesan. Komunikasi terdiri atas komunikasi lisan dan komunikasi tulisan. Komunikasi lisan terjadi ketika pesan disampaikan secara verbal dari satu orang ke orang lain. Sedangkan komunikasi tulisan terjadi ketika pesan disampaikan secara tertulis. Materi tentang komunikasi lisan dan komunikasi tulisan menjadi penekanan pada hari kelima Program Kepemimpinan calon penerima beasiswa LPDP batch 2.

Sesi diawali dengan workshop tentang presentasi efektif dengan pemateri bapak Tedy J Sitepu.  Beliau menyampaikan bahwa efektivitas presentasi tergantung pada beberapa faktor, yaitu :

1.      Presenter

Presenter seyogyanya mampu menampilkan gairah. Hal tersebut akan mudah dilakukan ketika peserta yang menyimak presentasi dengan perhatian. Apabila peserta tampak tidak memperhatikan maka tugas presenter untuk menampilkan gairah akan semakin berat. Namun demikian, apa pun kondisinya presenter memiliki kewajiban untuk menghidupkan suasana

2.      Interaksi

Interaksi adalah kontak yang dilakukan oleh presenter kepada peserta presentasi. Kontak tersebut dapat berupa kontak mata, dengan mendekati, mengajak tersenyum atau mengajak bicara.

3.      Makna

Dalam presentasi yang terpenting adalah makna. Dalam hal ini isu utamanya adalah apakah makna yang ditangkap oleh peserta presentasi sama dengan makna yang ingin disampaikan oleh presenter.

4.      Media

Media adalah alat bantu yang digunakan untuk memperkuat makna dari pesan yang akan dikomunikasikan. Media dapat berupa media audio maupun visual. Media audio seperti musik, sedangkan media visual dapat berupa gambar, film atau pun kata-kata.

Materi selanjutnya adalah komunikasi melalui media sosial yang disampaikan  Bapak Yunus Bani Sadar. Menurut beliau, media sosial (social media) adalah media yang memungkinkan seseorang untuk melakukan aktivitas sosial. Ada banyak media sosial, beberapa yang banyak digunakan adalah :

1.      Blog

Blog yang baik dapat dilihat dari sisi content, traffic, dan design. Menulis di blog dimulai dari menemukan ide kemudian menulis, lalu membagikan dan diakhiri dengan evaluasi. Hasil evaluasi menjadi sumber bagi munculnya ide baru.

2.      Facebook

Facebook merupakan media yang dapat digunakan untuk interaksi, bisnis atau narsis. Facebook dapat digunakan sebagai personal branding, sebaiknya facebook yang digunakan untuk pribadi dan personal branding dibuat terpisah.

3.      Twitter

Dalam membuat username twitter sebaiknya menggunakan 3 S : Simple, Short dan Straight.

Pada prinsipnya baik komunikasi lisan maupun komunikasi tulisan akan efektif apabila pesan dapat dipersepsikan dengan tepat oleh penerima pesan. Berbagai media dapat digunakan untuk memperkuat makna dari pesan sehingga diterima dengan tepat.

Sabtu, 29 Juni 2013

Studi di Luar Negeri : Keuntungan dan Tantangannya


Sebagian orang memilih studi di luar negeri dengan berbagai alasan, diantaranya adalah karena keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh. Salah satu keuntungan studi di luar negeri adalah membina jaringan. Ketika seseorang studi di luar negeri akan bertemu dengan banyak orang dari berbagai negara dengan keanekaragamannya. Dalam hal ini, tidak hanya ilmu yang diperoleh tetapi juga dapat relasi-relasi dengan teman dari berbagai negara. Relasi ini di kemudian hari dapat dibina dan bermanfaat bagi ke dua belah pihak. Misalnya bagi peneliti, relasi yang terbina selama studi di luar negeri dapat dilanjutkan dengan kolaborasi riset yang dilakukan secara bersama-sama di berbagai negara.

Keuntungan yang lain adalah dengan bertemu dengan banyak orang dengan berbagai kebudayaan memberi kesempatan untuk mempelajari keanekaragaman budaya yang ada. Ibu Dr Irid Agoes menyatakan bahwa dengan kemahiran antar budaya, seseorang akan mampu mempelajari budaya lain dan menerima adanya perbedaan. Pernyataan tersebut dipaparkan dalam Program Kepemimpinan LPDP batch 2. Beliau mengemukakan ada tiga karakteristik seseorang mengalami keberhasilan dalam lingkungan antar budaya, yaitu :

1.     Adanya perasaan nyaman tinggal di luar negeri

2.    Mendapatkan komentar dari penduduk setempat bahwa “Orang ini cocok tinggal disini”

3.    Ia mampu bekerja dengan efektif.

Lalu, apa yang harus dilakukan? Sebagian orang berpendapat budaya dari negara lain memiliki kelebihan dibandingkan dengan budaya Indonesia, misalnya berkaitan dengan ketepatan waktu dan profesionalisme. Bu Irid memberikan tips, agar sukses maka seseorang perlu mengambil nilai-nilai positif dari budaya negara lain dan meninggalkan nilai-nilai negatif dari budaya kita. Beberapa karakteristik yang harus dimiliki adalah toleransi atas ketidakpastian, fleksibilitas, kepercayaan diri, sabar, semagat belajar, kemampuan berkomunikasi, terbuka terhadap pengalaman dan masyarakat baru, empati dan humor

Hal senada juga dikemukakan oleh ibu Dela  PhD yang menjadi pembicara kedua. Ibu yang sehari-harinya bekerja di World Bank ini menyampaikan bahwa ketika memutuskan mengambil studi keluar negeri maka beberapa hal yang harus dilakukan adalah :

1.     Be ready and be confident

Dalam mempersiapkan studi lanjut ke luar negeri seseorang pasti merasa nervous tapi jangan berlebihan. Kita menghadapi dunia manusia, jadi setiap orang pasti bisa. Kenali kemampuan diri, kapan waktu efektif dalam bekerja, buat jadwal untuk mengerjakan tugas.

2.    Learning and unlearning

Belajarlah lebih terbuka (be open mind), tetapi sekaligus juga unlearning. Unlearning dilakukan dengan melepas kebiasaan yang tidak sesuai dengan kebudayaan di negara dimana ia tinggal.

3.    Focus

Tetapkan fokus untuk studi, aktivitas lain boleh dilakukan tapi perhatian utama tetap untuk studi. Dengan demikian semua energi akan tercurah untuk studi. Yang perlu dilakukan adalah kelola pikiran dan perhatian, waktu pasti akan mengikuti.

4.    Prepare supporting system

Bagi wanita yang memutuskan studi ke luar negeri dengan membawa anak. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah menyiapkan support system. Apabila hanya keluarga inti yang ikut studi ke luar negeri, maka komunikasi dengan pasangan menjadi kunci utama.

5.    Bina hubungan yang baik dengan lingkungan

Sediakan waktu untuk mengenali dan beradaptasi. Jangan pernah takut salah karena selalu ada kali pertama. Bersikaplah terbuka ketika berinteraksi dengan lingkungan. Dalam kaitannya dengan supervisor, hubungan akan terbina dengan baik apabila mampu mengenali dirinya, mampu memahami gayanya dan mampu berkomunikasi dengan baik

6.    Hati-hati dalam mengutip, jangan sampai terindikasi plagiat

Telitilah dalam mengutip terutama dalam menyebut sumber kutipan.

Jumat, 28 Juni 2013

Nationality Values of Indonesia


Nilai-nilai kebangsaan menjadi meteri pembuka program kepemimpinan LPDP batch 2 pada hari ketiga. Mayjen TNI (Purn) E Imam Maksudi dari Lemhanas sebagai pematerinya. Beliau menyampaikan Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat Majemuk, Terpisah, kaya akan Pengalaman Sejarah. Majemuk yang dimaksudkan adalah Indonesia terdiri atas beragam bahasa, adat dan agama. Terpisah disini merupakan penggambaran kondisi geografis yang terdiri atas pulau-pulau yang menyebar dari Sabang hingga Merauke. Pengalaman sejarah yang dimiliki Indonesia mulai dari sejarah kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia, sejarah dijajah oleh Belanda maupun Jepang, sampai akhirnya sejarah setelah Indonesia merdeka.

 Dengan kemajemukan, keterpisahan dan pengalaman sejarah tersebut sangat dimungkinkan terdapat perbedaan nilai antara masyarakat Indonesia. Nilai (value) adalah apa yang dirasa penting oleh seseorang dalam kehidupannya. Nilai antara satu orang dengan orang lain sangat dimungkinkan berbeda. Perbedaan tersebut dimungkinkan akan menjadi sumber gesekan antara satu orang dengan orang lain, satu kelompok dengan kelompok lain sehingga untuk mempersatukan dibutuhkan konsensus. Ada empat konsensus dasar nasional, yang menjadi nilai-nilai kebangsaan yang ada di dalam diri bangsa Indonesia. Nilai-nilai kebangsaan inilah yang memunculkan rasa kebangsaan yang menumbuhkan cita-cita bangsa Indonesia.

 Keempat konsensus dasar nasional sebagai sumber nilai adalah :
1.      Falsafah bangsa Pancasila
      Pancasila merupakan hasil penggalian dari berbagai budaya yang mencerminkan karakter    
       bangsa Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis dan peduli sosial

2.      UUD Negara Republik Indonesia
       UUD Negera Republik Indonesia memuat prinsip-prinsip kemerdekaan, visi dan misi
        negara, falsafah negara.

3.      Negara Kesatuan Indonesia
        Menjadi pilihan ruang hidup bersama yang menyatukan keterpisahan geografia

4.      Bhinneka Tunggal Ika
       Merupakan hakekat kehidupan manusia yang menjadi ajaran moral untuk hidup harmonis.

Dalam ilmu psikologi, nilai adalah norma yang tampak dalam perilaku. Misalnya nilai kejujuran pada seorang pelajar hanya akan dapat dinilai dari perilaku yang ia munculkan dalam berbagai situasi. Dalam situasi ujian, nilai kejujuran yang dimiliki akan muncul dari perilaku tidak mencontek. Dalam hal ini nilai tidak dapat diukur secara langsung melainkan perlu dilihat indikator-indikator perilaku yang dimunculkan.

Demikian pula dengan nilai-nilai kebangsaan yang ada di Indonesia. Nilai religius, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai demokratis maupun nilai kepedulian sosial tidak hanya sesuatu yang dinyatakan oleh masyarakat tetapi diwujudkan dalam perilaku yang nyata. Apakah dari perilaku yang dimunculkan saat ini masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang religius? Apakah fenomena sosial yang muncul saat ini menggambarkan nilai religius? Tampaknya fenomena sosial yang banyak muncul saat ini lebih banyak yang jauh dari nilai religius.

Demikian pula dengan nilai kemanusiaan, adakah masyarakat Indonesia peduli satu dengan yang lain? Ataukah masing-masing hanya memikirkan diri sendiri dan keluarganya tanpa menghiraukan ada sekelompok saudaranya yang membutuhkan bantuan.  

Tidak jauh berbeda pula fenomena persatuan. Kelompok-kelompok masyarakat saling bersaing, saling memusuhi dan saling tidak percaya. Kapankah sinergi dari seluruh elemen bangsa dapat tercipta?

Apakah demokrasi telah terlaksana di Indonesia? Dimana semua anggota masyarakat diberi kesempatan untuk menyuarakan aspirasinya?

Dengan melihat kesenjangan yang ada di masyarakat Indonesia, menjadi dipertanyakan apakah keadilan sosial telah tercipta?

Sepertinya, nilai-nilai kebangsaan tidak hanya untuk diketahui, namun yang lebih penting diaktualisasikan oleh seluruh masyarakat Indonesia dari lapisan manapun, dimana pun berada dan dari kelompok manapun.

Referensi :
http://essedunet.nsd.uib.no/cms/topics/1/1/1.html
humanists.net/pdhutcheon/.../valuetheory.htm

Kamis, 27 Juni 2013

Perbatasan Indonesia : Tanggung Jawab Siapa?


Materi selanjutnya di hari kedua Program Kepemimpinan LPDP Batch 2 adalah menyaksikan film BATAS karya Marcella Zaliyanti http://www.youtube.com/watch?v=Vh-GjFvHefw.

Film ini mengkisahkan Jaleswari seorang karyawan perusahaan yang bertugas menangani CSR http://en.wikipedia.org/wiki/Corporate_social_responsibility.

Program CSR di Kalimantan tidak dapat berjalan lancar karena setiap guru yang dikirim tidak pernah bertahan lama, selalu kembali. Jaleswari yang sedang dalam kondisi berduka karena suaminya meninggal sementara dirinya dalam kondisi hamil muda, ditugaskan oleh atasannya untuk mengatasi masalah tersebut. Berangkatlah Jaleswari ke Kalimantan untuk mencari akar permasalahan dari katidakberhasilan program CSR tersebut.

Film yang mengambil lokasi di wilayah terdepan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Malaysia tersebut menggambarkan dengan jelas sulitnya akses masuk ke daerah tersebut. Tidak adanya guru, menjadi penghambat anak-anak di daerah tersebut untuk bersekolah. Jaleswari yang datang untuk mencari akar permasalahan berubah menjadi guru bagi anak-anak di daerah tersebut karena tidak tega dengan permintaan Borneo.

Borneo adalah cucu dari Panglima di daerah itu. Ibu Borneo meninggal ketika melahirkannya dan dia tidak memiliki ayah, karena ibu Borneo pulang ke daerah tersebut dalam kondisi hamil setelah merantau ke seberang perbatasan. Film ini juga dibumbui dengan fenomena human trafficking, khususnya perempuan, yang memang terjadi di daerah tersebut. http://www.cityvision.edu/wiki/human-trafficking-definition-prevalence-and-causes

Setelah film usai ditayangkan, dilanjutkan dengan diskusi yang menghadirkan Marcella -sebagai sutradara, produser dan pemain-, dan Om Piet Pagau  –sebagai pemeran panglima yang memang asli putra dayak. Bapak Muhammad Mahdum, selaku salah satu direksi LPDP menyampaikan bahwa LPDP memilih film sebagai media untuk menyampaikan pesan dan sarana edukasi. Film BATAS dipilih sebagai sarana menanamkan nasionalisme bagi calon penerima beasiswa.

Diskusi menjadi seru ketika beberapa calon penerima beasiswa yang merupakan putra Dayak dan juga Om Piet menegaskan bahwa apa yang terjadi di film BATAS merupakan kondisi riil yang terjadi di daerah perbatasan Indonesia. Marcella menambahkan bahwa ide pembuatan film fiksi ini muncul ketika dirinya diminta menjadi salah satu pembicara dalam seminar masalah perempuan di perbatasan yang diselenggarakan di Kalimantan Barat. Selepas acara, Marcella pergi ke perbatasan dan melihat secara langsung kondisi masyarakat di daerah tersebut yang kesulitan transportasi, tertinggal dalam bidang pendidikan dan terjadinya perdagangan perempuan. Kondisi tersebut mendorong dirinya menuangkan ke dalam film yang kemudian berjudul BATAS. Lalu, siapakah yang bertanggung jawab ketika sebagian anak-anak negeri tidak mendapatkan layanan pendidikan yang memadai?

Referensi :



Risa Koruptor?


Materi hari kedua program kepimpinan LPDP batch 2 diawali dengan hadirnya Bapak Erry Riyana Hardjapamekas mantan wakil ketua KPK yang menguraikan tentang “Combating corruption, Integrity and Leadership”.  The Fraud Triangle merupakan tiga hal yang mendorong terjadinya korupsi, yaitu :

  1. Peluang
  2. Perilaku Pembenaran
  3. Tekanan
 Seorang pemimpin harus memiliki tiga R :

  1. Risk (Berani Mengambil Resiko)
  2. Responsibility (Bertanggung jawab)
  3. Reliability (Dapat diandalkan)

Dalam menyiapkan pemimpin masa depan, diperlakukan kombinasi yang seimbang dari :

  1. Control Systems
  2. People’s Education and Development
  3. Role Modeling dan Leadership
Dalam kaitannya dengan role modeling, pada tahun 2011 KPK menggandeng beberapa sutradara film untuk membuat film yang mempromosikan anti korupsi. Salah satu sutradara tersebut adalah Ine Febriyanti yang membuat film dengan judul Selamat Siang, Risa! http://www.youtube.com/watch?v=GKOdvrBoHvc

Film yang berdurasi 17 menit ini diawali dengan adegan Risa sebagai Kepala Bagian Perijinan yang akan disuap oleh seseorang. Cerita kemudian flash back ke tahun 1974 ketika Risa masih kecil. Pada saat itu Risa melihat ayahnya yang pegawai gudang beras menolak disuap oleh seorang pedagang beras yang akan menyewa gudang beras tersebut. Pada saat itu, keluarga Risa dalam kondisi yang tidak lapang. Adik Risa yang masih kecil sedang sakit, sementara persediaan beras di rumah juga tidak ada. Namun, Ayah Risa berkeras untuk menolak suap dalam jumlah nominal yang tidak sedikit tersebut karena integritasnya terhadap amanah jabatan yang dia emban.

 Dalam film yang diinspirasi oleh pengalaman pribadi Ine Febriyanti semasa kecil yang berulang-ulang mendapatkan cerita dari Ibunya tentang Ayahnya yang bernama Purwoko yang menolak suap tersebut, Ayah sebagai pemimpin dalam keluarga menjadi Role Modeling bagi keluarganya. Perilaku integritas sang Ayah menjadi penguat pada diri Risa untuk menolak suap yang akan diberikan kepadanya.

 Dalam ilmu psikologi, salah satu cara pembentukan perilaku adalah melalui modelling. Bandura mengutarakan konsep modelling dalam Social Learning Theory. Seseorang akan mengamati orang-orang disekelilingnya untuk kemudian meniru perilakunya dan menginternalisasi nilai-nilai yang dia amati. http://psychology.about.com/od/developmentalpsychology/a/sociallearning.htm.

Pada saat ini banyak anak dan remaja yang menjadikan artis sebagai role modelnya, sehingga sangatlah tepat ketika KPK mencoba menginternalisasikan nilai-nilai integritas melalui film.

Dalam film Selamat Siang, Risa! Ine memasukkan sosok Ayah sebagai role model bagi Risa. Hal tersebut sangatlah tepat, karena orangtua merupakan orang yang pertama dan utama dalam pendidikan anak. Menjadi tanggung jawab orangtua lah dalam menginternalisasi nilai-nilai positif yang dapat menangkal perilaku korupsi, salah satunya adalah integritas.

 

Referensi :
http://www.youtube.com/watch?v=GKOdvrBoHvc
http://psychology.about.com/od/developmentalpsychology/a/sociallearning.htm
http://www.google.com/search?q=The+Fraud+Triangle&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ei=d9bMUZv1I42qrAe63YCwDg&ved=0CCkQsAQ&biw=1366&bih=674

Rabu, 26 Juni 2013

Info Beasiswa LPDP

Beasiswa LPDP : Untuk Kemajuan Indonesia


Indonesian Endowment Fund for Education atau yang disebut Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) merupakan sebuah produk dari kebijakan publik dan keputusan politik yang dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat. Lembaga ini mengelola dana abadi yang berasal dari sebagian dari 20% anggaran pendidikan yang diamanatkan UUD 1945.


ORGANISASI LPDP

Secara struktur, lembaga ini berada di bawah tiga kementerian, yaitu :

1.    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2.    Kementerian Keuangan

3.    Kementerian Agama


MENGAPA DIBENTUK LPDP?


LPDP dibentuk tahun 2012, sebagai jawaban atas beberapa tantangan pengembangan SDM di Indonesia, yaitu :

1.    Rendahnya Kualitas dan Kuantitas manusia terdidik, yang dapat dilihat dari rasio lulusan S3 sangat rendah yakni 98 borang per 1 juta penduduk

2.    Komposisi lulusan Perguruan Tinggi yang tidak ideal, yaitu jumlah sarjana teknik hanya 11,56% sementara kebutuhan SDM Doktor di bidang teknik untuk mendukung MP3EI antara 7000 sampai dengan 10000.

3.    Rendahnya dana riset di Indonesia, yakni hanya 0,07% dari PDB dan rendahnya karya ilmiah inovatif (buku dan karya paten)

4.    Tingginya resiko bencana alam di Indonesia.

Hal tersebut tampak pula dari Human Development Index Indonesia yang pada tahun 2013 menempati ranking 121  (http://hdrstats.undp.org/en/countries/profiles/IDN.html)


PRODUK LPDP


Berkaitan dengan tantangan tersebut, LPDP memiliki beberapa produk bagi seluruh rakyat Indonesia, yaitu (http://www.lpdp.depkeu.go.id/) :

1.    Beasiswa, yang terdiri :

a.    Beasiswa Magister  dan Doktor (dalam dan luar negeri)

b.    Beasiswa Penyelesaian Tesis dan Desertasi

2.    Pendanaan Riset Produktif dengan anggaran maksimal 2 milyar rupiah per tahun per judul, dan dimungkinkan berlangsung hingga 3 tahun

3.    Penghargaan Hasil Karya Riset dengan maksimal dana 200 juta rupiah per judul.

4.    Last resource ketika terjadi bencana alam yang mengakibatkan rusaknya fasilitas pendidikan.

Syarat penerima beasiswa LPDP :

1.    Lulus seleksi administrasi dan wawancara

2.    Sudah diterima di universitas/ memiliki LOA

3.    Lulus program orientasi


POLA PEMBIAYAAN


Dana yang dikelola oleh LPDP adalah sebagian dari 20% anggaran pendidikan yang dikelola sebagai dana abadi dan diinvestasikan dalam berbagai produk investasi. Saat ini dana tersebut berjumlah lebih dari 15 trilyun rupiah, dimana keuntungan investasi setiap tahunnya yang digunakan untuk membiayai berbagai produk LPDP baik beasiswa, riset maupun last resource ketika terjadi bencana. Dana tersebut terdapat di rekening BLU, bukan di Kas Negara sehingga dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa hambatan berkaitan dengan tahun anggaran.


PROGRAM KEPEMIMPINAN LPDP


Terdapat beberapa pilar yang menjadi komitmen LPDP dalam upaya menciptakan pemimpin bagi Indonesia :

1.    Beasiswa Young Leader, merupakan beasiswa bagi siswa SMA untuk menempuh pendidikan Sarjana dan Magister dalam satu paket. Beasiswa ini belum dilaksanakan tahun 2013 ini, namun ke depan akan dilaksanakan oleh LPDP.

2.    Beasiswa Advance Leader, merupakan beasiswa untuk menempuh Magister dan Doktor. Beasiswa ini mulai dilaksanakan tahun 2013 yang saat ini telah dilakukan seleksi di beberapa kota di Indonesia dan telah diumumkan calon penerima beasiswa yang kemudian mengikuti program orientasi kepemimpinan

3.    Enterpreneur Human Resources melalui research yang berorientasi pada inovasi dan dapat teraplikasi pada industri (Riset Produktif) yang telah dimulai pada tahun 2013.

4.    Diaspora Indonesia, yaitu mengumpulkan putra putri terbaik Indonesia yang saat ini berdomisili atau menjadi warga negara lain untuk memberikan kontribusi bagi Indonesia.


SOCIAL ENTERPRENEURSHIP


Sebagai pemimpin masa depan, para penerima beasiswa dari LPDP dibekali dengan berbagai sofskill salah satunya social enterpreneurship.  

Konsep social enterpreneurship sebelumnya dilakukan oleh Muhammad Yunus di Bangladesh dengan Grameen’s Business Model (http://www.grameen-info.org/)

Menurut pemateri Kang Goris Mustaqim pendiri Asgar Muda yang pada tahun 2010 diundang Presiden Barrack Obama untuk menghadiri Presidential Summit Entrepreneurship (http://news.detik.com/read/2011/03/16/131412/1593148/608/) social enterpreneurship merupakan salah satu model yang dirasa cocok dengan kondisi Indonesia. Kang Goris menyampaikan untuk membentuk mental enterpreneurship dapat dilakukan dengan pendidikan yang berkarakter, studi banding, networking dan mentoring.


Sumber Utama :

Paparan Direksi LPDP dalam Program Kepemimpinan Batch 2 di Jakarta tanggal 26 Juni sampai dengan 6 Juli 2013.


Sumber Pendukung :